GARIS BESAR " PENGERTIAN SUMBER DAYA ALAM "
Menurut urutan kepentingan, kebutuhan hidup manusia, dibagi menjadi dua sebagai berikut.
1. Kebutuhan Dasar.
Kebutuhan ini bersifat mutlak diperlukan untuk hidup sehat dan aman.
Yang termasuk kebutuhan ini adalah sandang, pangan, papan, dan
udara bersih.
2. Kebutuhan sekunder.
Kebutuhan ini merupakan segala sesuatu yang diperlukan untuk lebih
menikmati hidup, yaitu rekreasi, transportasi, pendidikan, dan hiburan.
MUTU LINGKUNGAN
Pandangan orang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memang berbeda-beda karena antara lain dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pertimbangan kebutuhan, sosial budaya, dan waktu.
Semakin meningkat pemenuhan kebutuhan untuk kelangsungan hidup, maka semakin baik pula mutu hidup. Derajat pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam kondisi lingkungan disebut mutu lingkungan.
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
Ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung lingkungan. Singkatnya, daya dukung lingkungan ialah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup.
Di bumi ini, penyebaran sumber daya alam tidak merata letaknya. Ada bagianbagian bumi yang sangat kaya akan mineral, ada pula yang tidak. Ada yang baik untuk pertanian ada pula yang tidak. Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut :
1. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan
hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.
2. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
3. Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien,
serta pendaurulangan (recycling).
4. Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara
damai dengan alam.
1. MACAM-MACAM SUMBER DAYA ALAM
Sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi, dan jenisnya.
a. Berdasarkan sifat
Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut :
1. Sumber daya alam yang terbarukan (renewable), misalnya: hewan,
tumbuhan, mikroba, air, dan tanah. Disebut ter barukan karena dapat
melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali).
2. Sumber daya alam yang tidak terbarukan (nonrenewable), misalnya:
minyak tanah, gas bumf, batu tiara, dan bahan tambang lainnya.
3. Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya, udara, matahari,
energi pasang surut, dan energi laut.
b. Berdasarkan potensi
Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi beberapa macam, antara lain sebagai berikut.
1. Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam yang
dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas,
kayu, serat kapas, rosela, dan sebagainya.
2. Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam yang
dimanfaatkan energinya. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi,
air terjun, sinar matahari, energi pasang surut laut, kincir angin, dan
lain-lain.
3. Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam yang berupa
ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan
angkasa.
c. Berdasarkan jenis
Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai berikut :
1. Sumber daya alam nonhayati (abiotik); disebut juga sumber daya
alam fisik, yaitu sumber daya alam yang berupa benda-benda mati.
Misalnya : bahan tambang, tanah, air, dan kincir angin.
2. Sumber daya alam hayati (biotik); merupakan sumber daya alam
yang berupa makhluk hidup. Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba,
dan manusia.
Uraian di sini hanya akan ditekankan pada sumber daya alam hayati, termasuk di dalamnya sumber daya manusia (SDM).
2. SUMBER DAYA TUMBUHAN
Berbicara tentang sumber daya alam tumbuhan kita tidak dapat menyebutkan jenis tumbuhannya, melainkan kegunaannya. Misalnya berguna untuk pangan, sandang, pagan, dan rekreasi. Akan tetapi untuk bunga-bunga tertentu, seperti melati, anggrek bulan, dan Rafflesia arnoldi merupakan pengecualian karena ketiga tanaman bunga tersebut sejak tanggal 9 Januari 1993 telah ditetapkan dalam Keppres No. 4 tahun 1993 sebagai bunga nasional dengan masing-masing gelar sebagai berikut.
1. Melati sebagai bunga bangsa.
2. Anggrek bulan sebagai bunga pesona.
3. Raffiesia arnoldi sebagai bunga langka.
Tumbuhan memiliki kemampuan untuk menghasilkan oksigen dan tepung melalui proses fotosintesis. Oleh karena itu, tumbuhan merupakan produsen atau penyusun dasar rantai makanan.
Eksploitasi tumbuhan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan dan kepunahan, dan hal ini akan berkaitan dengan rusaknya rantai makanan.
Kerusakan yang terjadi karena punahnya salah satu faktor dari rantai makanan akan berakibat punahnya konsumen tingkat di atasnya. Jika suatu spesies organisme punah, maka spesies itu tidak pernah akan muncul lagi. Dipandang dari segi ilmu pengetahuan, hal itu merupakan suatu ke rugian besar.
Selain telah adanya sumber daya tumbuhan yang punah, beberapa jenis tumbuhan langka terancam pula oleh kepunahan, misalnya Rafflesia arnoldi (di Indonesia) dan pohon raksasa kayu merah (Giant Redwood di Amerika). Dalam mengeksploitasi sumber daya tumbuhan, khususnya hutan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Tidak melakukan penebangan pohon di hutan dengan semena-mena
(tebang habis).
b. Penebangan kayu di hutan dilaksanakan dengan terencana dengan
sistem tebang pilih (penebangan selektif). Artinya, pohon yang
ditebang adalah pohon yang sudah tua dengan ukuran tertentu yang
telah ditentukan.
c. Cara penebangannya pun harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak merusak pohon-pohon muda di sekitarnya.
d. Melakukan reboisasi (reforestasi), yaitu menghutankan kembali hutan
yang sudah terlanjur rusak.
e. Melaksanakan aforestasi, yaitu menghutankan daerah yang bukan
hutan untuk mengganti daerah hutan yang digunakan untuk keperluan
lain.
f. Mencegah kebakaran hutan.
Kerusakan hutan yang paling besar dan sangat merugikan adalah kebakaran hutan. Diperlukan waktu yang lama untuk mengembalikannya menjadi hutan kembali.
Hal-hal yang sering menjadi penyebab kebakaran hutan antara lain sebagai berikut :
a. Musim kemarau yang sangat panjang.
b. Meninggalkan bekas api unggun yang membara di hutan.
c. Pembuatan arang di hutan.
d. Membuang puntung rokok sembarangan di hutan.
Untuk mengatasi kebakaran hutan diperlukan hal-hal berikut ini.
a. Menara pengamat yang tinggi dan alat telekomunikasi.
b. Patroli hutan untuk mengantisipasi kemungkinan kebakaran.
c. Sistem transportasi mobil pemadam kebakaran yang siap digunakan.
Pemadaman kebakaran hutan dapat dilakukan dengan dua cara seperti berikut ini :
a. Secara langsung dilakukan pada api kecil dengan penyemprotan air.
b. Secara tidak langsung pada api yang telah terlanjur besar, yaitu
melokalisasi api dengan membakar daerah sekitar kebakaran, dan
mengarahkan api ke pusat pembakaran. Biasanya dimulai dari daerah
yang menghambat jalannya api, seperti: sungai, danau, jalan, dan
puncak bukit.
Pengelolaan hutan seperti di atas sangat penting demi pengawetan maupun pelestariannya karena banyaknya fungsi hutan seperti berikut ini :
1. Mencegah erosi; dengan adanya hutan, air hujan tidak langsung jatuh
ke permukaan tanah, dan dapat diserap oleh akar tanaman.
2. Sumber ekonomi; melalui penyediaan kayu, getah, bunga, hewan, dan
sebagainya.
3. Sumber plasma nutfah; keanekaragaman hewan dan tumbuhan di
hutan memungkinkan diperolehnya keanekaragaman gen.
4. Menjaga keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau.
Dengan terbentuknya humus di hutan, tanah menjadi gembur. Tanah
yang gembur mampu menahan air hujan sehingga meresap ke dalam
tanah, resapan air akan ditahan oleh akar-akar pohon. Dengan
demikian, di musim hujan air tidak berlebihan, sedangkan di musim
kemarau, danau, sungai, sumur dan sebagainya tidak kekurangan air.
3. SUMBER DAYA HEWAN
Seperti pada ketiga macam bunga nasional, sejak tanggal 9-1-1995, ditetapkan pula tiga satwa nasional sebagai berikut :
1. Komodo (Varanus komodoensis) sebagai satwa nasional darat.
2. Ikan Solera merah sebagai satwa nasional air.
3. Elang jawa sebagai satwa nasional udara.
Selain ketiga satwa nasional di atas, masih banyak satwa Indonesia yang langka dan hampir punah. Misalnya Cendrawasih, Maleo, dan badak bercula satu.
Untuk mencegah kepunahan satwa langka, diusahakan pelestarian secara in situ dan ex situ. Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan pelestarian ex situ adalah pelestarian satwa langka dengan memindahkan satwa langka dari habitatnya ke tempat lain.
Sumber daya alam hewan dapat berupa hewan liar maupun hewan yang sudah dibudidayakan. Termasuk sumber daya alam satwa liar adalah penghuni hutan, penghuni padang rumput, penghuni padang ilalang, penghuni steppa, dan penghuni savana. Misalnya badak, harimau, gajah, kera, ular, babi hutan, bermacam-macam burung, serangga, dan lainnya.
Termasuk sumber daya alam hewan piaraan antara lain adalah lembu, kuda, domba, kelinci, anjing, kucing, bermacam- macam unggas, ikan hias, ikan lele dumbo, ikan lele lokal, kerang, dan siput.
Terhadap hewan peliharaan itulah sifat terbarukan dikembangkan dengan baik. Selain memungut hasil dari peternakan dan perikanan, manusia jugs melakukan persilangan untuk mencari bibit unggul guns menambah keanekaragaman ternak.
Dipandang dari peranannya, hewan dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Sumber pangan, antara lain sapi, kerbau, ayam, itik, lele, dan mujaer.
b. Sumber sandang, antara lain bulu domba dan ulat sutera.
c. Sumber obat-obatan, antara lain ular kobra dan lebah madu.
d. Piaraan, antara lain kucing, burung, dan ikan hiss.
Untuk menjaga kelestarian satwa Langka, maka penangkapan hewan-hewan dan juga perburuan haruslah mentaati peraturan tertentu seperti berikut ini :
1. Para pemburu harus mempunyai lisensi (surat izin berburu).
2. Senjata untuk berburu harus tertentu macamnya.
3. Membayar pajak dan mematuhi undang-undang perburuan.
4. Harus menyerahkan sebagian tubuh yang diburunya kepada petugas
sebagai tropy, misalnya tanduknya.
5. Tidak boleh berburu hewan-hewan langka.
6. Ada hewan yang boleh ditangkap hanya pada bulan-bulan tertentu
saja. Misalnya, ikan salmon pada musim berbiak di sungai tidak boleh
ditangkap, atau kura-kura pads musim akan bertelur.
7. Harus melakukan konvensi dengan baik. Konuensi ialah aturan-aturan
yang tidak tertulis tetapi harus sudah diketahui oleh si pemburu
dengan sendirinya. Misalnya, tidak boleh menembak hewan buruan
yang sedang bunting, dan tidak boleh membiarkan hewan buas
buruannya lepas dalam keadaan terluka.
Akan tetapi, seringkali peraturan-peraturan tersebut tidak ditaati bahkan ada yang diam-diam memburu satwa langka untuk dijadikan bahan komoditi yang berharga. Satwa yang sering diburu untuk diambil kulitnya antara lain macan, beruang, dan ular, sedangkan gajah diambil gadingnya.
Sumber Daya Mikroba
Di samping sumber daya alam hewan dan tumbuhan terdapat sumber daya alam hayati yang bersifat mikroskopis, yaitu mikroba. Selain berperan sebagai dekomposer (pengurai) di dalam ekosistem, mikroba sangat penting artinya dalam beberapa hal seperti berikut ini :
a. sebagai bahan pangan atau mengubah bahan pangan menjadi bentuk
lain, seperti tape, sake, tempe, dan oncom
b. penghasil obat-obatan (antibiotik), misalnya, penisilin
c. membantu penyelesaian masalah pencemaran, misalnya pembuatan
biogas dan daur ulang sampah
d. membantu membasmi hama tanaman, misalnya Bacillus thuringiensis
e. untuk rekayasa genetika, misalnya, pencangkokan gen virus dengan
gen sel hewan untuk menghasilkan interferon yang dapat melawan
penyakit karena virus.
Rekayasa genetika dimulai Tahun 1970 oleh Dr. Paul Berg. Rekayasa genetika adalah penganekaragaman genetik dengan memanfaatkan fungsi materi genetik dari suatu organisme. Cara-cara rekayasa genetika tersebut antara lain: kultur jaringan, mutasi buatan, persilangan, dan pencangkokan gen. Rekayasa genetika dapat dimanfaatkan untuk tujuan berikut ini :
1. mendapatkan produk pertanian baru, seperti “pomato”, merupakan
persilangan dari potato (kentang) dan tomato (tomat)
2. mendapatkan temak yang berkadar protein lebih tinggi
3. mendapatkan temak atau tanaman yang tahan hama
4. mendapatkan tanaman yang mampu menghasilkan insektisida sendiri.
Akhir-akhir ini tampak bahwa penggunaan sumber daya alam cenderung naik terus, karena:
a. pertambahan penduduk yang cepat
b. perkembangan peradaban manusia yang didukung oleh kemajuan sains
dan teknologi.
Oleh karena itu, agar sumber daya alam dapat bermanfaat dalam waktu yang panjang maka hal-hal berikut sangat perlu dilaksanakan.
1. Sumber daya alam harus dikelola untuk mendapatkan manfaat yang
maksimal, tetapi pengelolaan sumber daya alam harus diusahakan
agar produktivitasnya tetap berkelanjutan.
2. Eksploitasinya harus di bawah batas daya regenerasi atau asimilasi
sumber daya alam.
3. Diperlukan kebijaksanaan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang
ada agar dapat lestari dan berkelanjutan dengan menanamkan
pengertian sikap serasi dengan lingkungannya.
4. Di dalam pengelolaan sumber daya alam hayati perlu adanya
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
a. Teknologi yang dipakai tidak sampai merusak kemampuan sumber
daya untuk pembaruannya.
b. Sebagian hasil panen harus digunakan untuk menjamin
pertumbuhan sumber daya alam hayati.
c. Dampak negatif pengelolaannya harus ikut dikelola, misalnya
dengan daur ulang.
d. Pengelolaannya harus secara serentak disertai proses
pembaruannya.
5. Sumber Daya Manusia
Manusia dibedakan dari sumber daya alam hayati lainnya karena manusia memiliki kebudayaan, akal, dan budi yang tidak dimiliki oleh tumbuhan maupun hewan. Meskipun paling tinggi derajatnya, namun dalam ekosistem, manusia juga berinteraksi dengan lingkungannya, mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungannya sehingga termasuk dalam salah satu faktor saling ketergantungan. Berbeda dengan sumber daya hayati lainnya, penggunaan sumber daya manusia dibagi dua, yaitu sebagai berikut :
a. Manusia sebagai sumber daya fisik
Dengan energi yang tersimpan dalam ototnya manusia dapat bekerja
dalam berbagai bidang, antara lain: bidang perindustrian,
transportasi, perkebunan, perikanan, perhutanan, dan peternakan.
b. Manusia sebagai sumber daya mental
Kemampuan berpikir manusia merupakan suatu sumber daya alam
yang sangat penting, karena berfikir merupakan landasan utama bagi kebudayaan. Manusia sebagai makhluk hidup berbudaya, mampu
mengolah sumber daya alam untuk kepentingan hidupnya dan mampu
mengubah keadaan sumber daya alam berkat kemajuan ilmu dan
teknologinya. Dengan akal dan budinya, manusia menggunakan
sumber daya alam dengan penuh kebijaksanaan. Oleh karena itu,
manusia tidak dilihat hanya sebagai sumber energi, tapi yang
terutama ialah sebagai sumber daya cipta (sumber daya mental) yang
sangat penting bagi perkembangan kebudayaan manusia.
1. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.
2. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
3. Mengembangkan metode penambangan dan pemrosesan yang lebih efisien serta dapat didaur ulang.
4. Melaksanakan etika lingkungan dengan menjaga kelestarian alam.
http://www.youtube.com/embed/feLqh4juPqY?fs=1
http://irfanramadhan4.wordpress.com/2010/10/23/pengolahan-sumber-daya-alam/
Apa yang kamu bayangkan tentang sebuah cita-cita? Pastilah sebuah pencapaian yang indah dan spektakuler di masa depan.
Suatu hari saya melihat serial Ipin Upin, episode tentang cita-cita. Diceritakan masing-masing tokoh menggambarkan tentang cita-citanya. Ipin jadi astronot, Upin jadi ilmuwan, mey-mey jadi guru, ihsan jadi chef/koki, dan yang palik menarik perhatian adalah Fizi dia bercita-cita menjadi tukang pembersih sampah, sangat sederhana tapi membayangkannya saja membuat fizi bangga.
Adegan itu mengingatkan saya pada masa kecil dulu. Waktu saya masih bermain di Taman Kanak-kanak (waktu itu usia saya masih 3 tahunan), saya dan teman-teman TK saya ditanya oleh Ibu Guru kami tentang apa cita-cita kami jika sudah besar nanti, karena saat itu kami masih belum bisa baca tulis, sang ibu guru memberikan kami berbagai macam gambar yang boleh kami pilih sebagai representasi dari cita-cita kami.
Masing-masing gambar mewakili sebuah profesi yang ingin kami geluti saat kami besar nanti. Gambar-gambar itu sangat menarik ada gambar seseorang berbaju serba putih dengan semacam alat periksa yang tergantung didadanya, ada gambar seseorang bertopi segi tiga dari jerami dan membawa cangkul, ada juga seorang perempuan cantik berkacamata menjinjing tas di tangan kanan dan buku memeluk buku ditangan kirinya. Dari semua gambar-gambar itu ada satu yang menarik perhatian saya, seseorang berjubah hitam dengan topi segi lima dan ada semacam tali didepannya, saya belum pernah melihat orang yang berbaju seperti itu, saya terkesan dengan kostum jubah hitam itu –yang menurut saya- sangat misterius dan menarik. Setelah menunjukkan gambar itu Kepada ibu Guru barulah saya mengerti bahwa gambar itu adalah gambar seorang yang disebut dengan sarjana.
Kata ayah saya setiap orang harus punya cita-cita dalam hidupnya, tak perduli apapun itu. Seseorang yang mempunyai cita-cita dalam hidupnya berarti dia adalah orang yang optimis terhadap masa depannya. Masa depan memang tak pernah bisa diduga, Tuhan yang telah mengaturnya tapi masih bisa diperjuangkan.
Diantara semua orang yang punya cita-cita, barangkali saya termasuk orang yang tidak konsisten dalam bercita-cita. Cita-cita saya selalu berganti mengikuti situasi dan kondisi.
Saat saya duduk dibangku kelas 3 SD, cita-cita saya untuk menjadi seorang Sarjana lengser begitu saja gara-gara terpesona melihat Tin Tin (dalam serial kartun Tin-Tin) berpetualang dibulan bersama snowe (anjing kesayangannya) dan professor Kalkulus. Mereka tampak hebat menggunakan baju astronot warna orange dan bisa melayang-layang diluar angkasa. Saya berpikir betapa hebatnya seseorang yang mengenakan kostum seperti itu dan bisa melayang-layang menjelajah tata surya. dan sejak saat itu saya bertekat untuk menjadi seorang astronot.
Cerita tentang Astronot tak berlangsung lama. Saat kelas 5 SD saya berkeinginan untuk menjadi seorang Guru. Saya terinspirasi oleh Guru SD saya yang sangat baik dan jenius. Waktu itu saya berpikir alangkah hebat dan mulianya menjadi seorang Guru karena bisa membuat orang yang tidak mengerti menjadi mengerti, yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang semula bodoh menjadi pintar. Dan astronotpun tergeser oleh Guru.
Tak hanya sampai disitu, lagi-lagi cita-cita saya goyah. Saat duduk dibangku SMP, gara-gara sering keluar masuk Rumah Sakit, saya ingin menjadi seorang dokter. Pikir saya, betapa hebatnya seorang dokter ini yang dapat menyembuhkan orang sakit.
Meski berubah-ubah, saya tidak pernah main-main dengan cita-cita, saya tidak pernah absen sekolah karena ingin cepat naik kelas dan menjadi seorang Sarjana. Mengkliping gambar-gambar astronot dan hal-hal yang berkaitan dengan ekspedisi luar angkasa, bahkan mati-matian belajar exact demi nilai 9 agar bisa jadi dokter.
Namun nampaknya takdir berkehendak lain. Tuhan telah membelokkan hati saya dan mengalihkan perhatian saya pada ilmu-ilmu sosial. Pada waktu SMA saya memilih jurusan sosial bukan eksak seperti seharusnya, padahal menurut nilai di Rapot tidak pernah ada angka 8 atau 9 untuk pelajaran Sosial, nilai sosial saya berkisar antara 6-7.
Alasan ketertarikan saya dengan ilmu sosial adalah ilmu sosial memberi saya ruang untuk belajar tentang manusia, mengerti tentang pikiran dan perilaku manusia, mencoba memahami saya, anda, kita, kami dan mereka mulai dari skup yang paling kecil (individu) hingga yang paling besar (masyarakat dunia). Faktor lain yang mendorong saya berhijrah dari ilmu eksakta ke ilmu-ilmu sosial adalah karena saya sangat menentang eksklusifitas. Dahulu di sekolah saya anak-anak yang masuk jurusan eksak adalah anak-anak yang serius, jenius, dan introfert. Mereka membuat kelompok-kelompok sendiri dan cenderung ekslusif. Karena saya tidak mau terjebak dengan lingkungan sosial yang kaku, maka saya memilih kelas sosial yang ramai dan dinamis.
Sejak saat itu, saya mulai mengasah kemampuan saya beradaptasi dalam lingkungan apapun, mencoba mengenal, memahami dan menyukai hal-hal yang asing bagi saya. Hal ini berlanjut hingga saya masuk ke perguruan tinggi, memilih Ilmu Hukum sebagai ruang belajar saya, dan Konotariatan sebagai focus kajian saya.
Tentang cita-cita, hingga saat ini baru satu cita-cita saya yang terwujud yaitu mengenakan jubah hitam dan topi segi lima. Saya telah dua kali mengenakan kostum itu, saya telah dua kali diwisuda dan telah mendapat gelar Sarjana dan Magister. Setiap mengingat mement itu, saya berkata pada diri saya sendiri, ini baru satu cita yang terwujud, selanjutnya apa lagi??
Barangkali memang benar, kita tidak akan pernah tau akan menjadi apa kita nanti, cita-cita mana yang akan terwujud. Kata ayahku, sekecil apapun cita-cita itu harus tetap dijaga, karena suatu saat nanti entah kapan, Tuhan akan memberikan waktunya untuk cita-cita itu membumi.
Mampu memotivasi diri yang baik menuju sukses dalam kehidupan , kewirausahaan dan kerja merupakan impian banyak orang. Namun semua usaha apapun ketika berangkat dari ketidak tahuan, maka nilai efektifitas menuju terwujudnya sebuah kesuksesan sangat kecil. Peluang sukses akan rendah.
Hal ini berbeda jika setidaknya kita mampu mengenal potensi diri kita sejak awal, sehingga banyak terjadi dan kita dengar, seseorang dengan usaha yang minimalis dan sederhana namun begitu cepat menjadi sukses dalam bisnisnya, kerjanya, wirausaha nya.
Mengenali diri merupakan modal dan kekuatan, terutama kekuatan untuk membangun kekuatan berikutnya menuju sukses menangkap peluang bisnis, peluang kerja, peluang sukses, peluang peningkatan reputasi.
Dengan kemajuan teknologi saat ini dan pesaingan global yang sangat pesat, maka kewirausahaan lah yang menjadi alternative yang cukup tepat di lakukan untuk saat ini..
Saya seorang mahasiswa tingkat 1 jurusan teknik elektro di Universitas Gunadarma , beban mental untuk masa depan mulai saya rasakan, ketika saya mendengar beberapa dosen saya menceritakan pengalamanya setelah mereka tamat kuliah, namun itu semua tidak membuat saya takut, malahan dengan adanya hal itu, saya jadi termotivasi untuk melebihi mereka,
Setiap manusia pasti memiliki target untuk masa depannya, begitupun dengan saya, setelah lulus dari bangku kuliah, dalam dunia pekerjaan saya menargetkan untuk berkerja di perusahaan oil and gas, namun jika semua itu tidak tercapai, kewirausahaan lah yang menjadi alternative terakhir bagi saya, ada pun bentuk dari usaha tersebut adalah saya akan berencana membuka peternakan itik di daerah SaYa
( Sumatra barat ),
Lagkah memulai
Untuk memulai usaha tersebut modalnya adalah kegigihan, lahan, dan bajed yang tidak cukup besar,
Dalam 100 ekor DOD kita hanya membutuhkan modal kira-kira 700.000 ( bibit) dan 1.250.000
( pakan + listrik + air + sewa lahan / 2 bln ), dalam jagka 2 bulan , tigkat kematian yang kecil kira-kira 5%, berat bebek yang rata 0,8 kg, maka dapat di perkirakan laba yang di dapat sebesar 710.000/2bln dengan perhitungan sebagai berikut,
DOD 100 ekor x 7000/ekor 700.000
Pakan 200kg/2bln x 5000/kg 1000.000
Listrik & air/2bln x 25.000/bln 50.000
Sewa lahan/2bln x 50.000/bln 100.000
Biaya tak terduga 100.000 +
Jumlah 1.950.000
Keterangan :
Tigkat kematian 5% dari 100, dan berat rata-rata 0,8kg/ekor
Jadi dapat disimpulkan modal 1 ekor bebek
100 ekor X 5%= 5 ekor ( mati )
100 ekor-5 ekor= 95 ekor ( hidup)
Modal : jumlah populasi
1950.000 : 95 = 20.526/ekor
PENJUALAN
Harga 1 kg bebek di pasaran 35000/kg
Berat rata-rata 0,8 kg x 35.000 28000/ekor
Jumlah populasi 95 ekor x 28000 2.660.000
Keuntungan
Penjualan – modal = 2660.000 – 1950.000 = 710.000 / 2bln
Dari perhitungan keuntungan di atas dapat di perkirakan jika kita memelihara 1000 ekor, maka keuntungan kita/ 2 bln dapat mencapai 7.100.000, sungguh pundi-pundi yang sangat menggiurkan,
Demikian lah rancangan kedepan saya dalam ber wirausaha, kembali kepada kodratnya, manusia hanya bisa berencana namun semuanya tetap di tangan tuhan,,
Dampak Pengangguran Terhadap Pembangunan Nasional
Pengangguran merupakan masalah pokok dalam suatu masyarakat modern. Jika tingkat pengangguran tinggi, sumber daya menjadi terbuang percuma dan tingkat pendapatan masyarakat akan merosot. Situasi ini menimbulkan kelesuan ekonomi yang berpengaruh pula pada emosi masyarakat dan kehidupan keluarga sehari-hari.
Pengangguran berdampak besar terhadap pembangunan nasional. Dampak pengangguran terhadap pembangunan nasional dapat dilihat melalui hubungan antara pengangguran dan indikator-indikator berikut ini:
1. Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita
Upah merupakan salah satu komponen dalam penghitungan pendapatan nasional. Apabila tingkat pengangguran semakin tinggi, maka nilai komponen upah akan semakin kecil. Dengan demikian, nilai pendapatan nasional pun akan semakin kecil.
Pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi jundah penduduk. Oleh karna itu, nilai pendapatan nasional yang semakin kecil akibat pengangguran akan menurunkan nilai pendapatan per kapita.
2. Penerimaan Negara
Salah satu sumber penerimaan negara adalah pajak, khususnya pajak penghasilan. Pajak penghasilan diwajibkan bagi orang-orang yang memiliki pekerjaan. Apabila tingkat pengangguran meningkat, maka jumlah orang yang membayar pajak penghasilan berkurang. Akibatnya penerimaan negara pun berkurang.
3. Beban Psikologis
Semakin lama seseorang menganggur, semakin besar beban psikologis yang harus ditanggung. Secara psikologis, orang yang menganggur mempunyai perasaan tertekan, sehingga berpengaruh terhadap berbagai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Dampak psikologis ini mempunyai efek domino di mana secara sosial, orang menganggur akan merasa minder karena status sosial yang tidak atau belum jelas.
4. Biaya Sosial
Dengan semakin besarnya jumlah penganggur, semakin besar pula biaya sosial yang harus dikeluarkan. Biaya sosial itu mencakup biaya atas peningkatan tugas-tugas medis, biaya keamanan, dan biaya proses peradilan sebagai akibat meningkatnya tindak kejahatan.’
Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat
Tingginya tingkat pengangguran dalam sebuah perekonomian akan mengakibatkan kelesuan ekonomi dan merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai akibat penurunan pendapatan masyarakat. Dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat meliputi hal-hal berikut ini:
a. Pendapatan per kapita
Orang yang menganggur berarti tidak memiliki penghasilan sehingga hidupnya akan membebani orang lain yang bekerja. Dampaknya adalah terjadinya penurunan pendapatan per-kapita. Dengan kata lain, bila tingkat pengangguran tinggi maka pendapatan per kapita akan menurun dan sebaliknya bila tingkat pengangguran rendah pendapatan per kapita akan meningkat, dengan catatan pendapatan mereka yang masih bekerja tetap.
b. Pendapatan Negara
Orang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah/gaji, Upah/gaji tersebut sebelum sampai di tangan penerima dipotong pajak penghasilan terlebih dahulu. Pajak ini merupakan salah satu sumber pendapatan negara sehingga bila tidak banyak orang yang bekerja maka pendapatan negara dari pemasukan pajak penghasilan cenderung berkurang.
c. Beban Psikologis
Semakin lama seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang ditanggungnya. Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam jangka waktu lama akan merasa rendah diri (minder) karena statusnya yang tidak jelas.
d. Munculnya Biaya Sosial
Tingginya tingkat pengangguran akan menimbulkan pengeluaran berupa biaya-biaya sosial seperti biaya pengadaan penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan sebagai akibat kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas.